Sambutan B.J. Habibie


Dengan gembira saya menyambut baik terbitnya buku D.I. Pandjaitan -- Pahiawan Revolusi -- Gugur dalam Seragam Kebesaran. Sejak masa perjuangan untuk mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia melawan penjajah, Mayjen D.I. Pandjaitan telah menunjukkan jiwa keprajuritan dan semangat juang serta pengabdian yang luar biasa kepada Negara dan Bangsa, hingga gugur dalam perjuangan sebagai Pahlawan Revolusi.

Saya mengenal Mayjen D.I. Pandjaitan ketika akan mengadakan seminar pembangunan atas inisiatif Persatuan .Pelajar Indonesia (PPI) di Eropa pada tahu!\1958. Pada waktu itu, beliau menjabat Atase Militer di KBRI di Bonn. Saya mengkoordinasikan pelaksanaan seminar, dan meminta pengarahan serta dukungan atas penyelenggaraan seminar terse but.
Dari pe:rt-emuan tersebut, Say a menyadari bahwa nasihat dan sikap Mayjen D.I. Pandjaitan menjadi inspirasi dan panutan bagi siapa saja yang mau berjuang membangun bangsa. Visi dan pandangannya ke masa depan mengilhami pemuda dan mahasiswa yang merasa bertanggung jawab terhadap masa depan.

Saya masih ingat, pada saat saya menemui beliau, saya katakan  bahwa masalah pembangunan masa depan Indonesia bukan hanya merupakan tanggungjawab pemerintah saja melain.kan juga mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri. Itulah sebabnya kami --pemuda dan mahaisiwa Indonesia di Eropa -- ingm memberikan kontribusi pemikiran bagi mas a depan negara dan bangs a Indonesia, sekurangnya melalui seminar tersebut.

Di mata mahasiswa Indonesia di Jerman ketika itu, behau adalah figur yang mau mengerti dan memahami aspirasi mahasiswa dan senantiasa bersedia membina mahasiswa sebagai kader pembangunan dan harapan masa depan bangsa. Pembinaan yang diberikan kepada mahasiswa Indonesia dilakukannya berdasarkan hal-hal yang reahstis serta sikap dan tindakan yang pragmatis sehingga bisa diharapkan bahwa kami mampu membuat terobosan.

Pendekatan beliau kepada mahasiswa begitu berkesan, sehingga nasihat dan pembinaannya mempengaruhi karakter dan sikap para pemuda dan mahasiswa Indonesia yang dekat dengan beliau. Kesan yang paling menonjol dari cara yang biasa ditempuh untuk membina kami menyiratkan bahwa beliau adalah seorang prajurit pejuang dan pahlawan.

Akhirul kalam, semoga buku ini menjadi sumbangsih yang bermanfaat bagi generasi muda Indonesia dan bisa memotivasi serta memberi inspirasi bagi pembangunan bangsa di masa depan.

Jakarta, Oktober 1997

B.J. Habibie

kembali ke daftar isi