Pengantar Ny Marieke - D.I Pandjaitan

Nun 31 tahun yang lalu keluarga kami khususnya dan bangsa Indonesia umumnya mengalami cobaan dan ujian yang amat berat, akibat keganasan dan usaha perebutan kekuasaan oleh gerakan 30 September (G-30-S) yang temyata didalangi oleh Partai komunis Indonesia (PKI). Kami pasrah kepada kehendak Tuhan, dan sekalipun karni mengalami penderitaan, temyata pengorbanan saya benar-benar menjadi tumbal bagi tegaknya Republik Indonesia yang berdasarkan UUD 1945 dan berfalsafahkan Pancasila. Dan yang tercatat selanjutnya dalam sejarah bahwa tatanan atau orde lama dapat kita gantikan menjadi tatanan atau orde baru.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerin tah Repu blik Indonesia yang telah memberikan gelar Pahlawan Revolusi kepada suami saya Mayor Jenderal Anumerta D.I. Pandjaitan, dan pengabadikan hari kejadian 1 Oktober 1965 sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Dalam hubungan inilah kami berkesimpulan bahwa• sikap kepahlawanan yang dilakukan tanpa pamrih pada hakikatnya tercipta melalui proses pembinaan watak, pendidikan, kesadaran dan tanggung jawab pribadi, serta kesediaan berkorban demi kayakinan yangmulia.
Maka atas saran, bahkan desakan, dari ban yak pihak dan kalangan luas yang mengetahui dan menyaksikan kehidupan serta perjuangan Mayor Jenderal 0.1. Panjaitan, say a merasa wajib memenuhinya ciengan menulis riwayat hid up suami say a.

Tulisan yang say a sajikan ini pertama-tama berdasarkan kesaksian saya sebagai isteri yang mendampinginya hingga saat-saat terakhir, kejadian dan pandangan hidupnya yang pemah diceritakan kepada saya, catatan pribadinya, pengalaman dan kesaksian dari anak-anak kami, dan juga pengalaman adik Almarhum, Raja Musa Pandjaitan. Dalam pada itu Let.Kol (Pum) E. Haro Rajagukguk yang pemah menjadi ajudan suami say a, dan terakhir menjabat sebagai Kepala Dinas Sejarah Komando Militer 1/Bukit Barisan, yang berhasil menyusun buku Sejarah Perjuangan Kodam 1/Bukit Barisan, dengan tekun selama tahun 1992 dan 1993 berhasil menulis dan m~ngumpulkan data dan catatan dari berbagai pihak mengenai sejarah perjuangan suami saya. Tanpa jerih payahnya, kiranya tak mungkin data dan fakta yang begitu banyak dapat tersusun dalam buku ini. Atas jasa Let. Kol (Pum.) E. Haro Rajagukguk tersebut saya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tinggin y a.

Dari teman-teman seperjuangan semasa perang gerilya terkumpul pula sumbangan sebagai nara sumber .. an tara lain Kolonel (Purn.) G. G. Simamora, Kolonel (Pum.) M. U. Sirait, Kolonel (Pum.) Usman Pohan, Kolonel (Pum.) Hutapea, dan Kapten (Pum.) Karel Pandjaitan. Tanpa nama-nama mereka tersebut akan sulit sekali biografi suami say a ini bisa saya suguhkan kepada pembaca. Kepada mereka saya sampaikan ucapan terin1a kasih yang setulus-tulusnya. Begitu pula kepada teman-teman seperjuangan lainnya sebagai nara sumber yang tidak mungkin say a sebut nan1anya satu persatu, say a sampaikan terima kasih.

Kepada panitia penulisan dan penertiban buku ini, say a pun merasa berhutang budi atas segala jerih payahnya. Tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Ramadhan K.H. dan Sdr. Sugiarta Sriwibawa yang membantu mengumpulkan data, menulis dan menyunting naskah buku ini. Juga kepada Sdr. Firya A.A. yang melaksanakan pengetikan naskah.
Semoga buku ini bermanfaat bagi mereka semua yang ingin mengetahui, mendalami dan menghayati perjuangan bangsa kita, terutama bagi angkata muda sebagai harapan bangsa.


Jakarta, 1 Oktober 1997
Marieke Pandjaitan

kembali ke daftar isi